Apakah ini menarik?

Minggu, 24 Februari 2013

Cinta Tak Semulus Jalan Aspal


CINTA TAK SEMULUS JALAN ASPAL

Masih terlalu pagi untuk bersiap berangkat sekolah, peraturan sekolah lah yang mengharuskan ku berangkat sekolah jam setegah6 pagi karena akan di adakan apel pagi sebelum pelajaran dimulai, sekolah ku memang menerapkan sistem militer dan terkenal sangat disiplin, ku pacu sepeda motor ku dengan kecepatan 40km perjam, karena jarak sekolah dengan rumah lumayan dekat, sesampainya disekolah aku segera bersiap menuju lapangan untuk apel, sepanjang apel aku gelisah mencari kesemua arah,tapi aku tak menemukan sosoknya, Dion sahabat dekat ku, kemana dia? Apa dia telat? Selalu saja seperti itu padahal aku sudah sering kali memberitahukan padanya untuk merubah sifat buruknya yaitu sering telat dan bolos sekolah, apel pagi telah selesai di laksanakan dan  aku langsung masuk kelas, jam pelajaran pertama aku duduk seorang diri karena teman sebangku ku yaitu Dion sedang dihukum, jam pelajaran kedua pun dimulai dan Dion sudah duduk disamping ku, namun seperti  ada yang aneh, dia terlihat pucat, apa dia sedang sakit? Sudah 3 hari ini aku tak bicara padanya karena dia membuat ku kecewa, dia bilang tak akan tawuran tapi nyatanya tetap saja tawuran.
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, Dion tak beranjak dari bangkunya begitu juga dengan ku, sekarang hanya ada aku dan Dion didalam kelas,cukup lama kita terdiam sampai akhirnya Dion memulai pembicaraan “key, kamu masih marah” nadanya datar tanpa melihat kearah ku “menurut kamu?” jawab ku singkat “marah” katanya lebih singkat dari jawaban ku, “aku pulang duluan” aku beranjak dari bangku dan berjalan keluar kelas meninggalkan Dion
“dasar menyebalkan, seharusnya dia minta maaf dan jika sedang bicara dengan ku, melihat lah ke arah ku bukan ketembok”  gumam ku dalam hati..
***
Pulang sekolah aku tak langsung pulang kerumah tapi mampir ke taman  ku pacu sepeda motor ku lumayan cepat karena suasana hati ku yang sedang panas.
Ku parkir motor dan berjalan mencari tempat yang enak untuk bersantai, saat sedang asik bersantai tiba-tiba ada seseorang duduk disebalah ku, ternyata Dion yang duduk disamping ku, tak ku sangka dia menyusul ku ke taman “maafin aku key, jujur aku ga bisa diem-dieman sama kamu,aku janji ga tawuran lagi” sekarang nada bicaranya lebih lembut dan dia berbicara melihat ke arah ku “apa janji mu kali ini bisa ku percaya?” aku tak yakin karena bukan hanya sekali dia mengingkari janjinya “peganglah janji ku kali ini, jika ku melanggarnya aku siap berhenti jadi sahabatmu” jujur aku pun tak bisa berdiam terus menerus dengan Dion, rasanya ada yang hilang jika Dion tak bersama ku, tanpa berfikir panjang aku langsung memaaf kan  nya”ya ku maafin kamu”
“makasih key, kita pulang yuk”
“yuk.. tapii kita beli ice cream dulu di tempat biasa”
“siipppp bos”
Mulai saat itu Dion tak pernah lagi ikut tawuran dan hari-hari ku dengan nya menjadi lebih asik, sampai pada suatu hari ada anak baru di sekolah kami yang sangat cantik bernama Rena, banyak cowok di sekolah mengejar-ngejar Rena untuk dijadikan pacar nya, begitu juga dengan Dion dia termasuk cowok yang mengejar-ngejar cinta Rena, sekarang Dion berubah dia lebih dekat dengan Rena , aku sadar aku hanya sahabatnya yang tak mungkin melarang dia untuk mendekati Rena , tapi aku merasa kehilangan Dion kehilangan sosok sahabat yang selalu ada disaat ku membutuhkan tempat untuk berbagi kesedihan dan kesenangan, aku merasa jenuh duduk bersebelahan dengan Dion, karena sepanjang pelajaran berlangsung dia selalu bertanya tentang Rena ,taukah dia setiap kali ku mendengar nama Rena yang keluar dari mulut nya membuat hati ku sakit, aku merasa tak dianggap lagi sebagai sahabatnya sekarang yang ada difikirannya hanyalah Rena,Rena dan Rena, di sela-sela pelajaran berlangsung pak agus guru biologi memberitahu akan diadakan perkemahan untuk belajar mengenal alam lebih dekat yang akan diadakan esok lusa.
Jam pelajaran telah usai aku bersiap pulang tapi Dion menghentikan langkah ku “key , mengapa akhir-akhir ini kamu selalu menghindar dari ku?” Dion mengenggam tangan ku “bukan nya kamu yang selalu sibuk dengan urusan mendekati Rena, apa kamu pernah berfikir akhir-akhir ini kamu menjauh dari aku, yang ada hanya Rena dan Rena tanpa kamu tau perasaaan ku seperti apa?” aku keluarkan semua unek-unek dikepala ku dan tak sadar meneteskan air mata “ key, maafkan aku jika akhir-akhir ini tak mempedulikan mu, aku tak bermaksud mengacuhkan mu” Dion mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini pada ku  “lepaskan tangan mu, aku mau pulang” Dion melepaskan tangannya dan aku segera berlari sambil menangis menahan perih yang ku rasa, mengapa perasaan ini begitu menyakitkan apakah aku mencintai Dion? Entah lah yang jelas rasanya sakit sekali menerima kenyataan Dion lebih memilih Rena dari pada aku sahabatnya.
***
Saatnya berkemah, aku bingung harus duduk di bangku yang mana semua nya penuh karena aku terlambat datang, ada kursi kosong dan itu disebelah Dion, terpaksa aku duduk di sebelah Dion karena hanya tersisa satu kursi saja, sepanjang perjalanan aku hanya terdiam sambil mendengarkan ipond tanpa berbicara sepatah kata pun dengan Dion , sesekali Dion melihat kearah ku , namun aku tak menghiraukannya dan justru berpura-pura tidur , sesampainya di tempat kemah semua murid sibuk mendirikan tenda perkelompok, kebetulan aku satu kelompok dengan Rena, “ mengapa aku harus satu kelompok dengannya , ini tak adil karena aku akan lebih sering melihat Dion berduan dengan Rena” gumam ku dalam hati, saat kita sedang mendirikan tenda  Dion datang memberikan bantuan “ ada yang bisa ku bantu?” Dion memberikan bantuan kepada ku “tidak, aku bisa menyelesaikannya sendiri yang harusnya kamu bantu Rena sepertinya dia kesulitan” jawab ku  ketus “ dion pun langsung menghampiri Rena, dan aku segera pergi karena tak sanggup harus melihat dia berdua, aku berlari tanpa arah dan tujuan yang jelas suasana hati ku tak menentu yang ku rasa saat ini hanya rasa cemburu melihat kedekatan Dion dan Rena,  tanpa sadar aku sudah berlari terlalu jauh dari tenda, sekarang aku makin takut berada di tengah hutan seorang diri. “tolong.. tolong” aku berteriak sekencang-kencangnya meminta bantuan.
“seluruh peserta perkemahan diharap berkumpul” suara pak Agus menyuruh peserta berkumpul karena akan ada pembagian kelompok, “oke semua sudah berkumpul sekarang pembagian kelompok” pak Agus menyebut satu persatu nama siswa dan kelompoknya sampai akhirnya nama Keyla di panggil “ kelompok lima Keyla Apriliani , Dion erlangga, Tyas Ningsih, Rino Prastya dan Rena Ningrum, harap berkumpul” “ pak keyla tidak ada” teriak Rino,  Dion baru menyadari bahwa Keyla tak ada setelah kejadian tadi “ kemana keyla?” tanya pak Agus “ tadi saya melihat Keyla lari kearah hutan sambil menangis pak” jawab Tyas yang melihat Keyla berlari kearah hutan “sebaiknya kita cari Keyla bersama-sama” perintah pak agus, tanpa fikir panjang Dion segera berlari kearah hutan dan mencari Keyla di temani oleh Rena, “keyla kamu di mana?” teriak Dion “ keyla ... keyla” teriak Rena  Dion begitu cemas dan tak henti mencari keyla tanpa istirahat “dion, sepertinya kita perlu istirahat sejenak” usul Rena yang sudah lelah karena terus mencari Keyla “ baiklah tapi hanya sebentar karena aku khawatir terjadi sesuatu terhadap Keyla” dion pun beristirahat sejenak “Dion kamu begitu khawatir dengan keyla, apa kamu sayang sama keyla” Rena bertanya pada Dion , karena Rena merasa Dion takut kehilang keyla “keyla sahabat ku dari kecil wajar jika aku mengkhawatirkannya” jawab Dion “tidak dion , aku melihat ada yang lain dimata kamu dan Keyla, Keyla cemburu setiap kali melihat aku dekat dengan mu dan mungkin dia lari kehutan pun karena dia cemburu melihat kamu dekat dengan ku” Rena menjelaskan semua yang dia rasakan selama dekat dengan Dion, sedangkan Dion hanya terdiam dan memikirkan kata-kata Rena “sudah cukup istirahatnya kita lanjutkan mencari keyla karena sebentar lagi langit akan gelap”  Dion dan Rena terus berjalan menelusuri hutan untuk mencari Keyla.
Mana jalan keluar dari hutan ini, seberapa jauh lagi aku harus berjalan rasanya aku sudah tak sanggup lagi untuk berjalan.
“keyla... keyla kamu dimana!” Dion terus memanggil Keyla,
sepertinya aku mendengar suara seseorang memanggil nama ku “tolongggg aku di sini” Keyla berteriak sebisa mungkin karena tubuhnya sudah sangat lemas “dion , aku tadi mendengar suara dari arah sana” Rena mendengar suara Keyla dan langsung mengajak Dion untuk kearah datangnya suara , ternyata benar , Dion dan Rena menemukan Keyla dalam keadan lemas “ key, kamu dengar suara aku” Dion langsung merangkul Keyla “di di dion aaku saaaayy” Keyla langsung tak sadarkan diri, “ kkeeeeeeeeyyylllllllllllaaaaaaaaaaaa!” Dion memeluk tubuh Keyla erat, dia sadar bahwa Keyla begitu berarti untuknya dan dia tak ingin kehilangan keyla karena Dion sangat menyayangi Keyla.
Keyla di bawa ke rumah sakit dan keesokan harinya ia baru sadarkan diri, Dion selalu menunggu Keyla sampai Keyla sadar “ diioon” Keyla sadar dan dengan terbata-bata memanggil nama Dion “key kamu sudah sadar” Dion memegang tangan Keyla erat seakan tak ingin melepaskannya “iya, maafin aku udah ngebuat kamu susah” Keyla menangis “ga key, aku yang harusnya minta maaf karena selama ini tak pernah tau bagaimana perasaaan kamu” Dion mencurahkan semua isi hatinya didepan  keyla “aku ikhlas kalau kamu memilih Rena, mungkin kemarin aku belum dewasa dalam menerima keadaan” keyla mencoba lebih sabar menerima apa yang akan terjadi dan mengikhlaskan dion untuk rena “tidak key, aku akan tetap jadi milik kamu selamanya, karena aku sadar kamu lah orang yang paling ku sayang” Dion memeluk Keyla, Keyla hanya bisa terdiam di pelukan Dion , ternyata perkiraan Keyla tadi salah , Dion justru memilih dia bukan Rena, apa ini yang namanya cinta ? fikir keyla dalam hati  “ aku juga sayang kamu Dion”